When I’m 64

Bila Anda penggemar The Beatles, kemungkinan besar pasti tahu lagu yang berjudul sama dengan judul tulisan ini. Kira-kira apa yang ada dalam bayangan Anda ketika mendengar potongan lirik lagu ini:

Will you still need me,
Will you still feed me
When I’m sixty-four

Paul McCartney masih teenager saat ia menciptakan lagu tersebut, dan pada tahun 1967 itu kemungkinan Paul dan teman-teman seusia mereka menganggap umur 64 tahun itu usia yang cukup lanjut. Walaupun lagu itu diciptakan dengan nada yang begitu ceria, saya pribadi menangkap rasa kekhawatiran pada Paul atau setidaknya usahanya untuk berempati bagi orang-orang yang sudah berusia lanjut.

Sering sekali saya menemukan orang-orang yang tidak merasa bahwa dirinya akan menua dan berhadapan dengan konsekuensi berusia lanjut. Konsekuensi-konsekuensi tersebut membuat diri mereka jadi tidak bisa tidak harus bergantung terhadap orang lain. Bisa bergantung pada anak mereka, bisa bergantung pasangan mereka, sanak saudara, bahkan di negara-negara yang lebih baik, bisa bergantung pada negara.

Apa yang harus disiapkan? Sederhana…..perasaan cinta, karena tanpa perasaan cinta dan sayang maka tidak ada yang mau digantungi oleh orang lain. Dan pasti Anda semua tahu bahwa sebuah perasaan itu (mau cinta ataupun benci) tidak akan muncul sendiri. Perasaan itu muncul karena disemai dan dipelihara. Oleh karena itu Tears For Fears, duo dari Inggris yang ngetop ditahun 80an meluncurkan lagu yang berjudul “Sowing The Seeds Of Love”. Coba dengarkan deh, dan mudah-mudahan Anda bisa menarik benang merahnya.

Beberapa minggu yang lalu papa saya harus masuk rumah sakit karena permasalahan jantung yang membuat paru-parunya terendam cairan dan bikin dia sesak. Dia masuk 3 hari di ruang ICCU dan hampir 2 minggu harus tinggal di rumah sakit. Karena usianya sudah 81 tahun, maka problem jadi bermunculan, termasuk dia tidak kuat berdiri. Oleh karena itu setelah pulang pun ia tetap belum bisa ditinggalkan, karena masih harus menggunakan kursi roda. Saya kembali teringat pada lagu “When I’m Sixty-Four”. Beliau adalah orang tua saya satu-satunya dan keluarga saya yang selalu mendukung saya di saat-saat saya ada dalam kondisi terendah. I love him so much, walaupun karena karakter yang berbeda membuat hubungan kita memang tidak bisa disamakan kedekatannya dengan almarhumah ibu saya. Karena sesederhana tanpa dia saya tidak akan pernah ada. Dan saya pun ingin mengajarkan pada anak saya bahwa “if we sow the seed of love, we will reap it when we need it.”

Bagi yang belum pernah mendengarkan lagu “When I’m Sixty-Four” nya The Beatles, silahkan simak di sini:

Photo by Marcus Aurelius on Pexels.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.