Selasa, Maret 08, 2022

Rahasia untuk Menjangkau Audiens Target Anda



Apakah konten media sosial Anda menjangkau audiens target Anda? Apakah Anda memposting pada waktu yang tepat dan dengan konten yang tepat? Jika Anda khawatir tidak, lihat beberapa tips yang saya kumpulkan untuk membantu meningkatkan konten Anda.

  • Waktu dan hari terbaik untuk memposting kemungkinan besar akan berbeda untuk setiap akun Anda, penting untuk mempelajari perbedaannya.
  • Pahami jenis konten apa yang paling cocok untuk engagement. Temukan konten seperti apa yang memberikan hasil yang baik untuk Anda di masa lalu sehingga Anda dapat berbagi lebih banyak tentang apa yang berhasil. Demikian pula, pelajari apa yang tidak bekerja dengan baik sehingga Anda dapat mengerjakannya kembali dan mencoba lagi.
  • Lihat hal apa saja yang dapat bekerja dengan baik untuk pesaing Anda sehingga Anda dapat mengambil inspirasi.
  • Audit akun Anda secara teratur untuk tingkat wawasan yang lebih dalam, seperti skor sentimen Anda untuk mengetahui seberapa disukai postingan Anda.

Dengan informasi ini maka Anda bisa lebih aware dengan apa yang perlu dilakukan agar konten media sosial Anda dapat menjangkau audiens yang Anda targetkan tentunya.

Label:

Senin, Maret 07, 2022

3 Fase Dalam Kehidupan Saya



Kira-kira beberapa minggu yang lalu saya bertemu secara tidak sengaja dengan salah satu teman kuliah saya. Dia bertanya pada saya dimana saya bekerja, di industri seperti apa? Apakah masih mendesain produk-produk elektronik rumah tangga? Saya tertegun sejenak. Masya Allah! berapa lama saya sudah meninggalkan dunia tersebut? Perlu saya jelaskan sedikit disini bahwa latar belakang pendidikan saya adalah desain produk industri dimana praktisinya disebut dengan desainer produk industri atau dalam bahasa Inggrisnya, industrial designer. Saya lulus dengan nilai yang cukup baik, dan sempat 6 tahun bekerja sesuai dengan ilmu yang saya pelajari tersebut di perusahaan elektronik asal Jepang yang cukup terkenal, Panasonic (dan National, back then). No wonder kalau banyak orang pada waktu itu mengenal saya sebagai seorang industrial designer.

Saat saya masih kuliah, saya sempat juga bekerja di sebuah biro desain yang sekarangpun sudah jadi biro desain yang cukup ternama, namanya Dedato (sekarang namanya Dedato Indonesia). Pokoknya saya dikenal sebagai hardcore industrial designer yang tidak mau berpaling ke dunia lain. Itulah fase pertama saya menjadi orang dewasa yang tidak lagi tergantung lagi oleh orang tua saya.

Fase kedua adalah ketika saya jatuh cinta terhadap dunia internet (istilah digital pada saat itu belum terlalu dikenal). Menggabungkan kemampuan mendesain dengan dunia internet menjadikan saya sebagai seorang web developer dan desainer di malam hari dan seorang industrial designer untuk Panasonic di siang hari. Hari demi hari, bulan demi bulan saya menggeluti dunia internet ini. Saya bereksperimen dengan membangun beberapa komunitas maya berbasis mailing-list, yang akhirnya memberikan bekal yang membuat saya diterima di perusahaan global, Yahoo!

Fase ketiga adalah fase paska Yahoo!, yang dimulai saat saya memutuskan untuk resign di tahun 2014, setelah sekitar 5 tahun bersama Yahoo! Fase ini adalah fase pencarian yang panjang dan terberat sampai saat ini menurut saya. Di fase ini saya yakin tidak ada lagi orang yang tahu bahwa saya adalah seorang industrial designer. Sebagai gantinya saya dikenal sebagai pengamat digital, hanya semata-mata karena saya memulainya jauh lebih dulu dari kebanyakan orang. Apakah benar demikian? Saya sangat yakin inilah persepsi banyak orang pada saat ini melihat keberadaan saya. Tidak memiliki branding yang kuat karena positioning yang juga tidak terlalu jelas juga.

Pertanyaan banyak orang tentang saya biasanya berkutat pada dua fase pertama. Karena memang pada masa-masa itulah positioning saya cukup jelas.

Lalu sekarang saya ngapain sih?

Okay…..sepertinya agak terlalu lama saya menjadi orang yang tidak diketahui pekerjaannya. Saya pikir mungkin ada baiknya saya mulai untuk bercerita tentang apa saja yang saya kerjakan pada saat ini dengan perspektif pekerjaannya (bukan dari perspektif saya), sehingga akan jadi runtutan konten yang lebih relevan.

Lagian cukup kali ya di blogpost ini saja cerita tentang saya…:-)

Photo by Keagan Henman on Unsplash 

Label:

Minggu, Maret 06, 2022

Belajar Mendengar



Begitu banyaknya permasalahan yang muncul disebabkan karena ketidak mampuan kita berkomunikasi. Lho maksudnya gimana ini? Komunikasi itu kan tinggal menyampaikan pesan lalu kita dengar pendapatnya seperti apa, dan dilanjutkan dengan diskusi. Ya idealnya seperti itu, hanya kita juga harus paham bahwa banyak hal yang mempengaruhi perjalanan topik/pesan tersebut saat berusaha disampaikan. Salah satunya adalah ego.

Lho kok ego? Iya ego itu berkali-kali menjadi penghalang komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Kok bisa begitu? Karena seringkali terjadi dalam sebuah diskusi, komunikasi itu terhenti karena di trigger oleh ego. Sebentar….mungkin akan lebih mudah jika saya berikan contoh cerita kali ya.

Suatu hari, saya bertemu dengan salah seorang teman baru yang juga dikenalkan oleh teman saya yang lain. Pembicaraan dibuka oleh saling berkenalan dan lalu dilanjutkan dengan berbagi ide. Namun baru mulai membuka cerita dan tercetus topik ide tersebut, teman baru ini langsung menumpahkan seluruh ide-ide tentang topik yang serupa (tapi tak sama), sehingga saya akhirnya memutuskan berhenti untuk berbagi. Komunikasi yang terbentuk jadi berbalik satu arah. Saya tidak bisa menyelesaikan penyampaian pesan ke teman baru saya, karena dengan tiba-tiba ia jadi seolah langsung tahu semua permasalahannya (which is not), menyudutkan saya menjadi seorang pendengar yang ia harapkan menyetujui ide yang ia sampaikan.

Saya tidak sekali dua kali bertemu dengan orang seperti ini. Punya ide segudang, punya kemampuan mewujudkannya, namun tidak mampu mendengarkan. Saya menganggap orang-orang seperti ini punya masalah dengan ego sehingga mereka tidak bisa mendengarkan orang lain. Apakah hal tersebut salah? Ya, bisa salah dan bisa juga tidak. Ini masalah kecocokan. It takes two to Tango, except if you want to dance alone. Bisa jadi orang-orang seperti itu merasa tidak punya masalah (awalnya tidak), namun ketika ia mulai berusaha mendikte idenya ke arah yang ia rasa benar dan keukeuh bilang bahwa ini adalah pemecahan yang kita semua butuhkan, saat itu juga komunikasi tidak ketemu. Paham atau tidak paham jadi bukan masalah lagi karena hanya satu pemahaman yang ingin ia dengar, sampai akhirnya orang tersebut belajar mendengar dan memahami inti permasalahan yang tidak ia dapatkan.

Pernah mengalami hal seperti ini?

Label:

Sabtu, Maret 05, 2022

Sakit



Kalau diperhatikan sebetulnya rasa sakit itu adalah mekanisme pertahanan yang paling hebat untuk semua mahluk hidup di manapun. Lho? Gimana bisa?

Rasa sakit itu alert system terhadap sesuatu yang kelihatannya bakal merusak bagi vehicle yang kita kenakan saat ini (baca: tubuh). Well, kalian mesti baca dulu tulisan saya sebelumnya yang menjelaskan bahwa semua mahluk hidup itu adalah astronot yang sedang ditugaskan oleh higher being yang oleh setiap agama disebut Tuhan atau Dewa.

Kembali ke rasa sakit, semua sensor yang ada pada permukaan tubuh yang dinamakan sebagai indera perasa akan memberikan sinyal bahaya berupa rasa sakit ke pusat kontrol yang lalu memberikan perintah pada bagian terkait untuk segera menghindar. Apakah itu terkena benda panas, terkena benda tajam.

Pencipta kita tidak memberikan buku petunjuk karena sebetulnya buku petunjuk yang paling baik itu adalah pengalaman. Oleh karena itu menurut saya ketika pertama kali kita bertugas/dilahirkan (dengan mengenakan baju tubuh ini) kita hanya punya bekal naluri hidup. Survival kit lainnya akan kita dapatkan seiring dengan berjalannya waktu. Pola yang sama juga terjadi pada mahluk lain, tentunya dengan cara mereka masing-masing.

Seorang anak tidak akan tahu bahwa setrika yang menyala itu panas dan menyakitkan. Ia akan belajar bahwa setrika (yang sedang menyala) itu panas saat ia bersentuhan langsung dan secara refleks ia menghindar dan menangis atau, dengan kemampuan berkomunikasi yang manusia miliki, maka orang tua akan memberitahu dengan cara yang terbaik tentunya sehingga si anak tahu dan sadar tentang perasaan sakit yang akan ia alami berkenaan dengan resiko-resiko yang mungkin akan terjadi. That’s how we learn.

Perasaan yang tidak menyenangkan itu akan membangun trauma yang lalu secara naluri akan dihindari. Maka terbentuklah sistem pertahanan secara proaktif yang dibangun dari pengalaman reaktif di awal.

Kenapa kita harus risau jika ancaman-ancaman sakit tersebut hanya akan menyentuh vehicle yang kita gunakan, dalam hal ini tubuh kita? Ya sederhananya karena sejak kita ditugaskan, tubuh yang kita kenakan ini sudah menjadi satu kesatuan, dan semua sistem pertahanan tersebut memberikan peringatan dari perasaan yang tidak menyenangkan (rasa sakit). Jadi regardless kita berpikir bahwa itu “hanya” tubuh kita yang terdampak, namun kita menyebutnya ya kita (secara keseluruhan) yang terdampak.

Begitu kira-kira…:-)

Label:

Jumat, Maret 04, 2022

Astronot



Semua mahluk adalah astronot yang sedang menjalani tugas penempatan di dunia yang sedang ditempati. Kebetulan manusia penempatannya di Bumi bersama dengan mahluk-mahluk lainnya yang juga sebenarnya memiliki tujuannya sendiri-sendiri (purpose). Untuk hidup disebuah tempat kita semua diberikan perangkat khusus, wahana (vehicle) supaya bisa bertahan. Perangkat khusus ini membuat kita bisa bertahan hidup mulai dari dilahirkan sampai tugas kita berakhir. Perangkat khusus ini sangat canggih karena bisa tumbuh dan membesar seiring dengan lamanya kita hidup didaerah tempat kita ditugaskan. Mengapa harus bisa membesar? Ya karena pada setiap stage kehidupan masing-masing dari kita punya tugas khusus yang disesuaikan dengan umur. Kita mengenal perangkat khusus ini dengan “tubuh” (body). Jadi sejak dilahirkan kita memang dibuat untuk “menyatu” dengan perangkat ini agar bisa hidup di tempat kita bertugas yang namanya Bumi. Ya kita sedang ditugaskan di Bumi.

Tubuh adalah perangkat yang sangat canggih. Ia bisa tumbuh, dan dapat memberikan tanda pada kita si astronot seperti misalnya:

  • Mengisi bahan bakar/ mencharge jika sudah habis dengan rasa lapar dan haus sehingga si astronot bisa memerintahkan tubuh untuk makan dan minum
  • Menghindar dengan cepat dengan adanya rasa sakit sebagai alarm terhadap hal-hal yang bisa membuat rusak tubuh
  • Sistem alert berupa suhu badan tinggi jika ada serangan dari mahluk-mahluk lain yang berupa penyakit
  • Dan banyak lagi kehebatan tubuh yang akan panjang sekali jika dipaparkan di sini.

Dari mulai pertama kali para astronot mulai mengenakan perangkat tubuh ini dan meluncur keluar dari tubuh yang lebih besar yang ditugaskan untuk meluncurkannya (tubuh seorang ibu), tubuh akan tumbuh, seiring dengan bertambahnya waktu serta berbarengan dengan bertambahnya tugas dan tanggung jawab yang harus diemban oleh si astronot. Sampai akhirnya satu per satu bagian dari tubuh rusak dan tidak bisa berfungsi yang berarti inilah tanda-tanda bahwa si astronot sudah harus berangkat ke tempat lain untuk tugas yang lain pula diawali dengan meninggalkan tubuh.

Label:

Kamis, Maret 03, 2022

Empathize



Dalam pencarian solusi, langkah dasar yang terpenting adalah empathize atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai berempati.

Apa sih artinya empathize itu? Empathize atau berempati itu adalah memahami atau merasakan apa yang dialami oleh orang lain dari dalam kerangka acuan sudut pandang mereka, atau dengan kalimat yang lebih singkat adalah kapasitas untuk menempatkan diri pada posisi orang lain.

Mungkin belum banyak yang tahu (atau malah kebalikannya, semua sudah pada tahu) bahwa empathize ini adalah langkah awal pada metode Design Thinking, dimana sebelum kita menentukan permasalahan yang ada kita berusaha untuk “merasakan” sendiri agar bisa tahu permasalahan yang sebenarnya untuk kemudian bisa dilanjutkan ke langkah-langkah selanjutnya yang berujung pada problem solving atau solution finding.

Banyak dari kita mencoba memecahkan sebuah masalah, terjebak dengan pencarian solusi dari satu sisi saja, dan ironisnya permasalahan tersebut dilihat bukan dari sudut pandang yang terkena masalah tersebut melainkan sisi pencari solusi, dan ini menjadikan hasilnya jadi sangat mungkin meleset. Salah satu langkah yang sering dilewati justru langkah pondasi atau di awal yang disebut dengan empathize ini.

Problem yang sering dihadapi sehingga kita sering missed pada langkah empathize ini bermacam-macam, salah satunya adalah ingin cepat-cepat kelar dan sangat yakin bahwa apa yang kita rasakan sudah pasti mewakili pengguna yang ingin kita bantu pecahkan masalahnya. Sehingga saat jadi, pemecahannya jadinya didasari oleh asumsi. Ini yang membuat seluruh proses pencarian solusi jadi wasted.

Ingin memiliki Design Thinking mindset?, mulailah dengan membiasakan diri melakukan empathize atau berempati.

Tertarik untuk belajar tentang Design Thinking? Silahkan tinggalkan pesan di kolom komen atau silahkan hubungi saya via media sosial yang terlampir di blog ini ya


 

Label:

Rabu, Maret 02, 2022

Makam & Aktivitas Tahunan Yang Mengikutinya



Sebentar lagi kita akan memasuki bulan puasa dan juga lebaran yang selalu diikuti oleh aktivitas-aktivitas khas yang jarang terjadi di bulan-bulan lain ataupun waktu-waktu lainnya, mulai dari sahur, buka puasa, begadang, lemes disiang hari bolong, ngeracunin temen supaya buka...uuppss...hehehe, itu sih bukan aktifitas ya, dasar jahil aja...hehehe. Yang paling ketara adalah kegiatan mengunjungi makam keluarga, yang oleh orang Jawa istilahnya Nyekar dan kalau orang Sunda istilahnya Nadran. Kegiatan ini dilakukan sebelum memasuki bulan puasa dan sewaktu lebaran, yang serentak bikin jalan-jalan besar disekitar pemakaman macet total..tal...tal...

Cuman kepikiran aja sih sebenarnya, kalau dilihat-lihat, sebuah makam itu minimal berukuran 1x3 meter kan, dan kalau sudah jadi pemakaman yang isinya beratus-ratus makam, kebayang dong berapa besar lahan yang dibutuhkan untuk makam-makam tersebut. Dulu sempat mikir, kalau mengambil logika tempat parkir mobil yang juga butuh tempat parkir selebar mobil itu sendiri, maka sejak sekarang sudah ada tempat parkir mobil bertingkat, bisa gak ya makam diperlukan seperti itu juga? Kalau bisa, wueleeeh....bakalan ngirit tempat buanyaaak banget. Bayangannya ada sebuah gedung yang fungsi ruangan2nya adalah makam....keren gak tuh....hehehe. Cuman kalau dipikirin lebih dalam lagi, artinya disetiap ruang makam tersebut mesti ada tanah yang dalemnya sekitar 1,5 meter atau lebih. Belum proses hancurnya jenazah oleh tanah, duuh....ternyata gak sesimpel itu ya, malah rasanya justru nambah keruwetan.

Ngomongin ngirit tempat, ada satu cara lagi, yaitu kremasi, atau dibakar sampai jadi abu. Cara ini dilakukan di India dan juga China. Di Bali juga dilakukan upacara pembakaran jenazah yang disebut Ngaben. Cara ini adalah cara favorit saya, walaupun di agama saya gak dikenal cara kremasi ini. Bayangin, kalau semua jenazah dikremasi, lalu abunya dimasukkan kedalam guci. Yang ada pengelola pemakaman akan banyak yang bangkrut dan memulai bisnis penyimpanan guci abu jenazah. Kalaupun mau, bisa saja disimpan sendiri guci nya dirumah, lalu setiap saat bisa dilakukan nyekar atau nandran tanpa mesti kenal waktu. Nah dijamin gak akan muncul kemacetan2 yang bikin kita semua susah...:-)

Foto: Media Indonesia

Label:

Dilema Adele



Anda pasti tahu ya dengan penyanyi Inggris bersuara dahsyat Adele, yang melahirkan hits-hits hebat seperti Easy On Me, Someone Like You, Rolling In The Deep, dan lain sebagainya. Saya gak terlalu tahu kebenarannya hanya saja banyak yang bilang bahwa lagu-lagu hits dari Adele ini tercipta ketika dirinya sedang patah hati.

Anggap saja hal tersebut benar, apa rasanya jika Anda jadi Adele jika orang-orang berharap akan ada lagu keren setiap kali Anda patah hati? Dengan kata lain apakah semua pendengar jadi mengharapkan agar kisah cinta Anda hancur supaya bisa tercipta lagu yang keren?

Saya tidak bisa membayangkan sih jadi Adele jika memang itu yang terjadi. Untungnya walaupun saya suka lagu-lagu Adele, tapi saya bukan termasuk yang ngefans berat, sehingga mungkin dilema itu tidak terjadi pada saya. Hanya saja saya sangat bisa berempati pada Adele dan juga pada para fansnya Adele yang terjebak dilema tersebut.

What do you think?

Photo by CHRISTOPHER MACSURAK – Flickr, CC BY 2.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=17867504

Label:

Selasa, Maret 01, 2022

Jebakan Algoritma


Pernah kah Anda terheran-heran karena tiba-tiba salah seorang anggota keluarga Anda sikapnya jadi seperti ekstrimis radikal yang terlihat dari opini-opini dalam percakapannya, serta juga kadang pada posting-posting di media sosialnya? Kok jadi begitu ya?

Saya menyebut orang-orang seperti itu dengan korban dari jebakan algoritma media sosial. Lho maksudnya gimana sih? Jadi begini, banyak orang menganggap semua konten yang ada di internet itu informasi yang valid, terutama jika penyajiannya begitu meyakinkan, sehingga membuat para pembaca merasa bahwa apa yang disampaikan itu benar. Dan jika konten-konten seperti ini ditemukan di media sosial, maka sesederhana kita membacanya sampai selesai, algoritma media sosial akan menangkap bahwa si pembaca menyukainya, dan sistem algoritma akan memilihkan konten-konten serupa untuk terus menerus disajikan.

Sistem algoritma tidak mengenal baik-buruk ataupun benar-salah, sehingga begitu kita mengonsumsi sampai selesai satu konten, maka dianggapnya kita menyukainya. Begitulah cara kerja algoritma pada media sosial.

Nah hal ini diperparah jika kita tidak paham cara kerja algoritma, maka kita akan merasa semua kontennya ya begitu adanya. Bahkan ia tidak perlu mencari, namun sistem menyajikannya. Begitu terus menerus sehingga si orang tersebut seperti terkena jebakan algoritma.

Bagaimana cara membantu mereka? Ya sepertinya mudah ya dengan memberitahu mereka untuk tidak mengonsumsi konten-konten radikal seperti itu, namun jika mereka tidak diajarkan untuk secara proaktif mulai mencari konten-konten lain, ya usaha Anda untuk menolongnya akan sia-sia jadinya. Karena secara pasif mereka akan berputar-putar mengonsumsi konten serupa saja.

Mintalah akses ke media sosial mereka, lalu mulailah bantu mencarikan konten-konten lain untuk dinikmati secara penuh sehingga lama kelamaan sistem algoritmanya bisa menyajikan konten-konten yang berbeda.

Ya memang mesti sedikit effort sih, tapi worth it kalau memang bisa membantu mereka terlepas dari jebakan algoritma tersebut. 


Label:

Senin, Februari 28, 2022

Mengapa Anda Harus Tetap Menulis Blog Walaupun Yang Baca Tidak Banyak?



Bila kita membahas tentang dunia blogging saat ini, hambatan yang muncul yang dirasakan para blogger saat ini adalah makin susahnya menarik orang untuk mengunjungi blog kita, dan makin hari ya makin sulit. Apakah Anda menulis blog untuk membangun personal brand ataupun business brand, jangan hiraukan hambatan-hambatan tersebut. Tetaplah menulis blog.  Ini beberapa alasan kenapa Anda harus tetap menulis blog:

Pengembangan Diri. 

Untuk menulis blog tentang sebuah subjek, Anda harus belajar tentang hal tersebut, bahkan mungkin sampai cukup dalam mempelajarinya. Membuat konten original membuat Anda lebih cerdas. Anda akan memperbaiki diri Anda pada setiap blog post yang Anda buat.

Memberikan Kejelasan. 

Menulis blog memaksa Anda untuk memberikan kejelasan tentang posisi Anda terhadap topik yang diangkat dan mengapa Anda berfikir seperti itu? Hal tersebut memperjelas pandangan Anda.

Meningkatkan Keahlian. 

Seberapa banyak pekerjaan yang didapat melalui blog Anda memberikan gambaran tersendiri bagaimana Anda berkomunikasi dan berfikir. Blogging itu keahlian yang berharga dan berdaya jual.

Pengingat Bagi Pelanggan. 

Blog Anda mengkomunikasikan sedikit demi sedikit pada pelanggan Anda yang nun jauh diluar sana tentang betapa spesialnya layanan atau produk yang Anda hasilkan.

Hubungan Masyarakat. 

Blog post, tidak seperti press release atau status update pada media sosial, memiliki kesempatan yang besar untuk pencapaian secara masif. Terutama pada layanan agregator dan cross-posting publishing platform.

Untuk Kepentingan Mesin Pencari (Search Engine). 

Mesin pencari (Search Engine) selalu mendahulukan situs-situs yang memiliki konten yang fresh (selalu baru) dan original. Riset menunjukkan bahwa website yang memiliki blog medapatkan 55% pengunjung lebih banyak dibandingkan dengan website yang tidak memiliki blog.

Koleksi Konten. 

Mengembangkan volume konten sebuah blog dapat memberikan banyak keuntungan seperti misalnya menjawab pertanyaan yang diterima, atau memberikan dasar bagi sebuah presentasi, speech atau pembuatan buku.

Tempat Mengembangkan Produk. 

Sebuah blog bisa menjadi lab R&D dimana Anda bisa mengikutsertakan pembeli/pelanggan/pengguna untuk ikut memecahkan masalah dan mengumpulkan ide untuk produk atau layanan baru.

Pencarian Tak Terbatas. 

Pembeli/pelanggan/pengguna bisa mendapatkan informasi tentang Anda lewat Google beberapa saat setelah  Anda mempublish blog post Anda. Setelah itu konten Anda akan “bekerja” dari bulan ke bulan untuk Anda.

Angka vs Dampak. 

Anda mungkin saja hanya memiliki sedikit pembaca. Namun Anda bisa mengubah hidup salah satu dari mereka. Siapa yang bisa Anda sentuh dengan blog Anda? Tetaplah menulis blog! 

Label:

Rabu, Februari 16, 2022

Isoman Hari ke 4 – Desperately Seeking Medicine

Hari ini adalah hari ke 4 saya isoman dengan kondisi baru kemarin saya terkonfirmasi covid 19 lewat test rapid antigen, dimana cerita selengkapnya bisa dibaca di blogpost saya sebelumnya.

Hari ini adalah hari perburuan obat gratis yang memang oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dikatakan akan dibagikan bagi setiap. Bukannya saya gak mau rugi, tapi memang ternyata obat-obatan yang diresepkan untuk penderita Covid 19 itu cukup mahal (setidaknya buat saya lho ya).

Pada paruh hari pertama, problem yang terjadi kemarin masih belum berubah, yaitu saya belum mendapatkan pesan WA dari pemerintah yang membuat saya tidak bisa menebus obat-obatan gratis tersebut. Untungnya ada teman yang membantu sehingga saya bisa mendapatkan obat-obatan tersebut dan mulai mengonsumsinya setelah waktu makan siang (terima kasih banyak ya kawan).

Paket B

Gambar di atas ini menunjukkan obat-obatan gratis yang diberikan oleh Kemkes yang dikemas dengan sebutan Paket B yang artinya untuk penderita Covid 19 bergejala ringan. Paket B ini terdiri dari Multivitamin (sebelah kiri) yang harus diminum 1 kali sehari), lalu Paracetamol 500 MG (tengah) yang harus diminum 3 x sehari 1 tablet serta yang terakhir Favipiravir 200 MG (kanan) dengan dosis yang rada tidak biasa, yaitu di hari pertama harus diminum sebanyak 8 tablet dalam 2 kali sehari, lalu hari kedua – kelima harus diminum 3 tablet dalam 2 kali sehari.

Ya, karena tidak biasa makan obat sebanyak itu dalam sekali telan, jadi sesudahnya perut berasa penuh. Tapi apa boleh buat, apapun akan saya lakukan demi kesembuhan kan ya?

Pada sore hari, sahabat saya kang Yudi Jodjana mengirimkan sebuah artikel dari Detik Health yang berjudul: “Positif COVID-19 Lewat Antigen Kini Bisa Telemedicine Gratis, Cek Syaratnya” yang sepertinya memberikan jawaban bagi kebingungan saya selama ini. Ternyata memang sebelumnya hanya test PCR lah yang NIKnya eligible untuk mendapatkan obat-obatan gratis, sedangkan saya kan testnya rapid antigen, pantas saja NIK saya tidak terdaftar, walaupun di pedulilindungi.id sudah langsung tercantum bahwa saya positif. Pada artikel tersebut disebutkan bahwa pada sore hari tadi sudah mulai diberlakukan pembukaan pengguna test Antigen untuk bisa menebus obat gratis. Tentu saja saya menyambutnya dengan gembira. Apakah sore hari tadi saya langsung dapat? Ya tidak, saya baru dapat WA dari Kemkes di malam hari, dan langsung saya cek di sini dan terlihat bahwa NIK saya sudah terdaftar. Tentunya langsung saya melakukan pemesanan di sini dengan mengupload resep digital yang sudah saya dapatkan kemarin malam.

Itu dulu update dari saya. Selain aktivitas mengajar, menulis blog membantu saya agar tidak terjebak dalam insanity karena harus mengurung diri dalam kamar kecil ini dan juga tekanan-tekanan yang terjadi. Mudah-mudahan badai ini bisa cepat berlalu ya…..Amiiiin.

Salam sehat selalu bagi kita semua!

Label:

Selasa, Februari 15, 2022

Isoman

 

Yak akhirnya saya juga mendapatkan giliran dihampiri oleh virus ini, virus yang sudah mengambil korban cukup banyak di seluruh dunia (saya tidak akan memaparkannya di sini, karena datanya banyak tersebar di internet). Dimana saya mendapatkannya? Saya tidak tahu pasti namun memang tingkat penyebarannya akhir-akhir ini sedang tinggi-tingginya di Jabodetabek dan secara bersamaan saya juga sedang mengejar beberapa dokumen yang harus saya urus dalam rangka mendapatkan NIDN (Nomer Induk Dosen Nasional) sehingga saya harus mengunjungi beberapa tempat seperti misalnya ke kampus tempat saya kuliah untuk mendapatkan legalisir ijazah dan juga beberapa surat keterangan (kesehatan jasmani, kesehatan mental dan bebas narkoba) di RSPAD Gatot Subroto. Walaupun saya tidak tahu pasti namun sepertinya saya mendapatkannya saat saya melakukan perjalanan ke RSPAD, entah apa di rumah sakitnya ataupun pada perjalanannya karena saya menggunakan kendaraan umum pada saat itu. Yang pasti memang pada hari itu memang sangat-sangat melelahkan, asumsi saya pada saat kondisi tubuh yang menurun itulah virus masuk.

Di awali pada tanggal 11 Februari 2022, sesampainya di rumah saya merasakan kelelahan diluar kebiasaan yang membuat malam itu saya langsung tidur lebih cepat. Keesokan harinya mulailah gejala radang tenggorokan dan flu muncul. Saya bersin-bersin terus dan tenggorokan mulai tidak enak.

Hari berikutnya (13 Februari 2022) mulai merasakan tubuh meriang dan demam (sampai 38,5), pada saat itu saya sudah memutuskan untuk isoman di kamar kerja Tyas, sementara kami berencana esok pagi untuk menyiapkan kamar tamu bawah (yang digunakan sebagai tempat olahraga) sebagai tempat saya isoman).

Pada tanggal 14 Februari 2022, saya mulai isoman di kamar bawah. Suhu tubuh sudah mulai normal kembali dan saya mulai mencari informasi untuk tes antigen/PCR. Salah satu teman menyarankan untuk tes setelah 3 hari gejala dimulai, artinya tanggal 15 Februari 2022.

Pada tanggal 15 Februari 2022, saya tes antigen di RSPI Bintaro pada pukul 10, dengan antrian yang cukup panjang dan setelahnya kurang dari 30 menit hasilnya sudah dikirimkan via email dimana hasilnya sudah sama-sama kita ketahui, yaitu positif.

Begitu tahu hasilnya positif, maka seluruh keluarga yang tinggal serumah (istri, anak dan ayah saya) tes antigen juga untuk memastikan ada yang terpapar juga kah selain saya, dan alhamdulillah hasil tesnya semuanya negatif.

Pencarian Obat


Setelah terkonfirmasi positif covid 19, mulailah usaha untuk mendapatkan obat yang seharusnya tidak sulit terutama ketika teman SMA saya yang juga sedang isoman pada saat ini menceritakan kembali pengalamannya pada video ini. Ada 3 pihak yang terkait agar membuat proses layanannya bisa berlangsung dengan mulus, yang pertama Lab tempat tes, yang kedua situs pedulilindungi.id dan yang terakhir adalah kemkes. Saya sudah melakukan tes di Lab RSPI Bintaro (ada dalam jejaring kemkes). Lalu hampir instan status di pedulilindungi.id pun langsung terupdate. Nah pada saat cek untuk pengobatan gratis isoman di kemkes, NIK saya disebutkan tidak terdaftar, akibatnya saya tida claim obat-obatan yang sudah diresepkan oleh dokter (ya saya akhirnya memfollow up sendiri ke fasilitas telemedisin di halodoc).

Sampai tulisan ini dibuatpun saya belum menerima WA dari kemkes yang biasanya teman-teman yang juga terpapar dapatkan agar bisa memfollow up untuk obat-obatan gratis tersebut. Alhasil sampai malam ini saya masih mengonsumsi obat bebas Decolsin tablet.

Mudah-mudahan besok WA dari kemkes sudah dapat saya terima supaya saya bisa mendapatkan obat yang saya butuhkan untuk pengobatan covid 19 ini.

Itu dulu….have a good night, sehat selalu ya

Label:

Sabtu, Februari 12, 2022

Hak Ekonomi Di Ranah Karya Musik



Ada yang menarik di industri musik. Ya, kita semua pasti suka mendengarkan musik kan ya? Well mungkin sebetulnya istilah yang tepat bukan industri musik kali ya tapi industri rekaman, karena apapun yang direkam dalam bentuk audio lalu diperjual belikan akan melibatkan banyak pihak yang terlibat. Ya segala yang berkaitan dengan uang tentu saja harus diatur yang berhak mendapatkannya tentunya.

Baru-baru ini terjadi kasus unik di industri musik yang kemungkinan besar banyak dari kita tidak memperhatikannya. Kejadian ini menurut saya unik karena menyangkut kesejahteraan musisi yang saat ini sedang diperjuangkan oleh beberapa pihak (salah satunya AMPLI – Aliansi Musisi Pencipta Lagu Indonesia), yaitu permohonan gugatan perusahaan rekaman Musica Studios ke Mahkamah Konstitusi yang  mencoba untuk membatalkan pasal 18, 30, dan 122 UU Hak Cipta. Ketiga pasal tersebut  adalah ketentuan-ketentuan mengenai kewajiban bagi produser rekaman untuk  mengembalikan hak ekonomi kepada pencipta lagu dan penyanyi setelah 25 tahun, jika  perjanjian dengan pencipta dahulu kala dilakukan dengan cara jual putus (flat play) sekali  bayar tanpa royalti.

Menurut mas Indra Lesmana dalam obrolan yang dilakukan via WA, praktek membuat perjanjian jual putus (flat pay) sekali bayar tanpa royalti itu adalah cara label di jaman dahulu agar bisa memproduksi karya musisi sampai pendistribusiannya. Musisi ataupun pencipta tidak banyak pilihan karena untuk memproduksi karya-karya mereka butuh dana yang cukup besar, belum lagi untuk promosi serta distribusi. Kebanyakan musisi ataupun pencipta tidak memiliki cukup dana, sehingga mau tidak mau mereka menanda tangani perjanjian jual putus (flat pay) sekali bayar, tanpa royalti tersebut. Oleh karena itu mas Indra Lesmana cukup terkejut dan keberatan atas gugatan Musica Studios tersebut. Menurutnya ini sama saja dengan mematikan lagi harapan musisi dan pencipta lagu untuk  mendapat kesejahteraan yang lebih baik.

Jika diperhatikan mengapa pihak Musica ingin terus memiliki hak ekonomi dari karya-karya yang sudah mereka beli lebih dari 25 tahun? Bukankah 25 tahun rasanya sudah cukup untuk mereka memanen keuntungan ekonomi dari karya-karya para musisi dan pencipta tersebut? Mungkin ada banyak penyebab, namun saya tidak mau berasumsi. Jika ada pembaca tulisan ini bisa bantu menjelaskan, silahkan ya, feel free di bagian komen.

Bagaimana menurut Anda?

Photo by RODNAE Productions on Pexels.com

Label: