Senin, Februari 28, 2022

Mengapa Anda Harus Tetap Menulis Blog Walaupun Yang Baca Tidak Banyak?



Bila kita membahas tentang dunia blogging saat ini, hambatan yang muncul yang dirasakan para blogger saat ini adalah makin susahnya menarik orang untuk mengunjungi blog kita, dan makin hari ya makin sulit. Apakah Anda menulis blog untuk membangun personal brand ataupun business brand, jangan hiraukan hambatan-hambatan tersebut. Tetaplah menulis blog.  Ini beberapa alasan kenapa Anda harus tetap menulis blog:

Pengembangan Diri. 

Untuk menulis blog tentang sebuah subjek, Anda harus belajar tentang hal tersebut, bahkan mungkin sampai cukup dalam mempelajarinya. Membuat konten original membuat Anda lebih cerdas. Anda akan memperbaiki diri Anda pada setiap blog post yang Anda buat.

Memberikan Kejelasan. 

Menulis blog memaksa Anda untuk memberikan kejelasan tentang posisi Anda terhadap topik yang diangkat dan mengapa Anda berfikir seperti itu? Hal tersebut memperjelas pandangan Anda.

Meningkatkan Keahlian. 

Seberapa banyak pekerjaan yang didapat melalui blog Anda memberikan gambaran tersendiri bagaimana Anda berkomunikasi dan berfikir. Blogging itu keahlian yang berharga dan berdaya jual.

Pengingat Bagi Pelanggan. 

Blog Anda mengkomunikasikan sedikit demi sedikit pada pelanggan Anda yang nun jauh diluar sana tentang betapa spesialnya layanan atau produk yang Anda hasilkan.

Hubungan Masyarakat. 

Blog post, tidak seperti press release atau status update pada media sosial, memiliki kesempatan yang besar untuk pencapaian secara masif. Terutama pada layanan agregator dan cross-posting publishing platform.

Untuk Kepentingan Mesin Pencari (Search Engine). 

Mesin pencari (Search Engine) selalu mendahulukan situs-situs yang memiliki konten yang fresh (selalu baru) dan original. Riset menunjukkan bahwa website yang memiliki blog medapatkan 55% pengunjung lebih banyak dibandingkan dengan website yang tidak memiliki blog.

Koleksi Konten. 

Mengembangkan volume konten sebuah blog dapat memberikan banyak keuntungan seperti misalnya menjawab pertanyaan yang diterima, atau memberikan dasar bagi sebuah presentasi, speech atau pembuatan buku.

Tempat Mengembangkan Produk. 

Sebuah blog bisa menjadi lab R&D dimana Anda bisa mengikutsertakan pembeli/pelanggan/pengguna untuk ikut memecahkan masalah dan mengumpulkan ide untuk produk atau layanan baru.

Pencarian Tak Terbatas. 

Pembeli/pelanggan/pengguna bisa mendapatkan informasi tentang Anda lewat Google beberapa saat setelah  Anda mempublish blog post Anda. Setelah itu konten Anda akan “bekerja” dari bulan ke bulan untuk Anda.

Angka vs Dampak. 

Anda mungkin saja hanya memiliki sedikit pembaca. Namun Anda bisa mengubah hidup salah satu dari mereka. Siapa yang bisa Anda sentuh dengan blog Anda? Tetaplah menulis blog! 

Label:

Rabu, Februari 16, 2022

Isoman Hari ke 4 – Desperately Seeking Medicine

Hari ini adalah hari ke 4 saya isoman dengan kondisi baru kemarin saya terkonfirmasi covid 19 lewat test rapid antigen, dimana cerita selengkapnya bisa dibaca di blogpost saya sebelumnya.

Hari ini adalah hari perburuan obat gratis yang memang oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dikatakan akan dibagikan bagi setiap. Bukannya saya gak mau rugi, tapi memang ternyata obat-obatan yang diresepkan untuk penderita Covid 19 itu cukup mahal (setidaknya buat saya lho ya).

Pada paruh hari pertama, problem yang terjadi kemarin masih belum berubah, yaitu saya belum mendapatkan pesan WA dari pemerintah yang membuat saya tidak bisa menebus obat-obatan gratis tersebut. Untungnya ada teman yang membantu sehingga saya bisa mendapatkan obat-obatan tersebut dan mulai mengonsumsinya setelah waktu makan siang (terima kasih banyak ya kawan).

Paket B

Gambar di atas ini menunjukkan obat-obatan gratis yang diberikan oleh Kemkes yang dikemas dengan sebutan Paket B yang artinya untuk penderita Covid 19 bergejala ringan. Paket B ini terdiri dari Multivitamin (sebelah kiri) yang harus diminum 1 kali sehari), lalu Paracetamol 500 MG (tengah) yang harus diminum 3 x sehari 1 tablet serta yang terakhir Favipiravir 200 MG (kanan) dengan dosis yang rada tidak biasa, yaitu di hari pertama harus diminum sebanyak 8 tablet dalam 2 kali sehari, lalu hari kedua – kelima harus diminum 3 tablet dalam 2 kali sehari.

Ya, karena tidak biasa makan obat sebanyak itu dalam sekali telan, jadi sesudahnya perut berasa penuh. Tapi apa boleh buat, apapun akan saya lakukan demi kesembuhan kan ya?

Pada sore hari, sahabat saya kang Yudi Jodjana mengirimkan sebuah artikel dari Detik Health yang berjudul: “Positif COVID-19 Lewat Antigen Kini Bisa Telemedicine Gratis, Cek Syaratnya” yang sepertinya memberikan jawaban bagi kebingungan saya selama ini. Ternyata memang sebelumnya hanya test PCR lah yang NIKnya eligible untuk mendapatkan obat-obatan gratis, sedangkan saya kan testnya rapid antigen, pantas saja NIK saya tidak terdaftar, walaupun di pedulilindungi.id sudah langsung tercantum bahwa saya positif. Pada artikel tersebut disebutkan bahwa pada sore hari tadi sudah mulai diberlakukan pembukaan pengguna test Antigen untuk bisa menebus obat gratis. Tentu saja saya menyambutnya dengan gembira. Apakah sore hari tadi saya langsung dapat? Ya tidak, saya baru dapat WA dari Kemkes di malam hari, dan langsung saya cek di sini dan terlihat bahwa NIK saya sudah terdaftar. Tentunya langsung saya melakukan pemesanan di sini dengan mengupload resep digital yang sudah saya dapatkan kemarin malam.

Itu dulu update dari saya. Selain aktivitas mengajar, menulis blog membantu saya agar tidak terjebak dalam insanity karena harus mengurung diri dalam kamar kecil ini dan juga tekanan-tekanan yang terjadi. Mudah-mudahan badai ini bisa cepat berlalu ya…..Amiiiin.

Salam sehat selalu bagi kita semua!

Label:

Selasa, Februari 15, 2022

Isoman

 

Yak akhirnya saya juga mendapatkan giliran dihampiri oleh virus ini, virus yang sudah mengambil korban cukup banyak di seluruh dunia (saya tidak akan memaparkannya di sini, karena datanya banyak tersebar di internet). Dimana saya mendapatkannya? Saya tidak tahu pasti namun memang tingkat penyebarannya akhir-akhir ini sedang tinggi-tingginya di Jabodetabek dan secara bersamaan saya juga sedang mengejar beberapa dokumen yang harus saya urus dalam rangka mendapatkan NIDN (Nomer Induk Dosen Nasional) sehingga saya harus mengunjungi beberapa tempat seperti misalnya ke kampus tempat saya kuliah untuk mendapatkan legalisir ijazah dan juga beberapa surat keterangan (kesehatan jasmani, kesehatan mental dan bebas narkoba) di RSPAD Gatot Subroto. Walaupun saya tidak tahu pasti namun sepertinya saya mendapatkannya saat saya melakukan perjalanan ke RSPAD, entah apa di rumah sakitnya ataupun pada perjalanannya karena saya menggunakan kendaraan umum pada saat itu. Yang pasti memang pada hari itu memang sangat-sangat melelahkan, asumsi saya pada saat kondisi tubuh yang menurun itulah virus masuk.

Di awali pada tanggal 11 Februari 2022, sesampainya di rumah saya merasakan kelelahan diluar kebiasaan yang membuat malam itu saya langsung tidur lebih cepat. Keesokan harinya mulailah gejala radang tenggorokan dan flu muncul. Saya bersin-bersin terus dan tenggorokan mulai tidak enak.

Hari berikutnya (13 Februari 2022) mulai merasakan tubuh meriang dan demam (sampai 38,5), pada saat itu saya sudah memutuskan untuk isoman di kamar kerja Tyas, sementara kami berencana esok pagi untuk menyiapkan kamar tamu bawah (yang digunakan sebagai tempat olahraga) sebagai tempat saya isoman).

Pada tanggal 14 Februari 2022, saya mulai isoman di kamar bawah. Suhu tubuh sudah mulai normal kembali dan saya mulai mencari informasi untuk tes antigen/PCR. Salah satu teman menyarankan untuk tes setelah 3 hari gejala dimulai, artinya tanggal 15 Februari 2022.

Pada tanggal 15 Februari 2022, saya tes antigen di RSPI Bintaro pada pukul 10, dengan antrian yang cukup panjang dan setelahnya kurang dari 30 menit hasilnya sudah dikirimkan via email dimana hasilnya sudah sama-sama kita ketahui, yaitu positif.

Begitu tahu hasilnya positif, maka seluruh keluarga yang tinggal serumah (istri, anak dan ayah saya) tes antigen juga untuk memastikan ada yang terpapar juga kah selain saya, dan alhamdulillah hasil tesnya semuanya negatif.

Pencarian Obat


Setelah terkonfirmasi positif covid 19, mulailah usaha untuk mendapatkan obat yang seharusnya tidak sulit terutama ketika teman SMA saya yang juga sedang isoman pada saat ini menceritakan kembali pengalamannya pada video ini. Ada 3 pihak yang terkait agar membuat proses layanannya bisa berlangsung dengan mulus, yang pertama Lab tempat tes, yang kedua situs pedulilindungi.id dan yang terakhir adalah kemkes. Saya sudah melakukan tes di Lab RSPI Bintaro (ada dalam jejaring kemkes). Lalu hampir instan status di pedulilindungi.id pun langsung terupdate. Nah pada saat cek untuk pengobatan gratis isoman di kemkes, NIK saya disebutkan tidak terdaftar, akibatnya saya tida claim obat-obatan yang sudah diresepkan oleh dokter (ya saya akhirnya memfollow up sendiri ke fasilitas telemedisin di halodoc).

Sampai tulisan ini dibuatpun saya belum menerima WA dari kemkes yang biasanya teman-teman yang juga terpapar dapatkan agar bisa memfollow up untuk obat-obatan gratis tersebut. Alhasil sampai malam ini saya masih mengonsumsi obat bebas Decolsin tablet.

Mudah-mudahan besok WA dari kemkes sudah dapat saya terima supaya saya bisa mendapatkan obat yang saya butuhkan untuk pengobatan covid 19 ini.

Itu dulu….have a good night, sehat selalu ya

Label:

Sabtu, Februari 12, 2022

Hak Ekonomi Di Ranah Karya Musik



Ada yang menarik di industri musik. Ya, kita semua pasti suka mendengarkan musik kan ya? Well mungkin sebetulnya istilah yang tepat bukan industri musik kali ya tapi industri rekaman, karena apapun yang direkam dalam bentuk audio lalu diperjual belikan akan melibatkan banyak pihak yang terlibat. Ya segala yang berkaitan dengan uang tentu saja harus diatur yang berhak mendapatkannya tentunya.

Baru-baru ini terjadi kasus unik di industri musik yang kemungkinan besar banyak dari kita tidak memperhatikannya. Kejadian ini menurut saya unik karena menyangkut kesejahteraan musisi yang saat ini sedang diperjuangkan oleh beberapa pihak (salah satunya AMPLI – Aliansi Musisi Pencipta Lagu Indonesia), yaitu permohonan gugatan perusahaan rekaman Musica Studios ke Mahkamah Konstitusi yang  mencoba untuk membatalkan pasal 18, 30, dan 122 UU Hak Cipta. Ketiga pasal tersebut  adalah ketentuan-ketentuan mengenai kewajiban bagi produser rekaman untuk  mengembalikan hak ekonomi kepada pencipta lagu dan penyanyi setelah 25 tahun, jika  perjanjian dengan pencipta dahulu kala dilakukan dengan cara jual putus (flat play) sekali  bayar tanpa royalti.

Menurut mas Indra Lesmana dalam obrolan yang dilakukan via WA, praktek membuat perjanjian jual putus (flat pay) sekali bayar tanpa royalti itu adalah cara label di jaman dahulu agar bisa memproduksi karya musisi sampai pendistribusiannya. Musisi ataupun pencipta tidak banyak pilihan karena untuk memproduksi karya-karya mereka butuh dana yang cukup besar, belum lagi untuk promosi serta distribusi. Kebanyakan musisi ataupun pencipta tidak memiliki cukup dana, sehingga mau tidak mau mereka menanda tangani perjanjian jual putus (flat pay) sekali bayar, tanpa royalti tersebut. Oleh karena itu mas Indra Lesmana cukup terkejut dan keberatan atas gugatan Musica Studios tersebut. Menurutnya ini sama saja dengan mematikan lagi harapan musisi dan pencipta lagu untuk  mendapat kesejahteraan yang lebih baik.

Jika diperhatikan mengapa pihak Musica ingin terus memiliki hak ekonomi dari karya-karya yang sudah mereka beli lebih dari 25 tahun? Bukankah 25 tahun rasanya sudah cukup untuk mereka memanen keuntungan ekonomi dari karya-karya para musisi dan pencipta tersebut? Mungkin ada banyak penyebab, namun saya tidak mau berasumsi. Jika ada pembaca tulisan ini bisa bantu menjelaskan, silahkan ya, feel free di bagian komen.

Bagaimana menurut Anda?

Photo by RODNAE Productions on Pexels.com

Label:

Sabtu, Februari 05, 2022

8 Perbedaan Utama Digital Nomad dan Freelancer



Gaya hidup digital nomad telah menjadi sangat trendi selama beberapa tahun terakhir, dengan semakin banyak orang yang ingin bekerja dengan laptop mereka di pantai yang indah, dan siapa yang bisa melarang mereka?

Bagi para freelancer, terjun ke kehidupan digital nomad itu bukanlah lompatan besar, karena banyak dari mereka sudah memiliki kemampuan untuk bekerja dari jarak jauh di mana pun tempat bekerja yang mereka pilih.

Perbedaan Utama antara Digital Nomad dan Freelancer


Namun, jika Anda mempertimbangkan untuk menjadi seorang digital nomad, maka Anda harus tahu bahwa ada perbedaan utama dalam melakukan pekerjaan lepas, ada yang baik, dan ada juga yang buruk. Saya coba uraikan perubahan terbesar yang akan Anda alami antara menjadi seorang freelancer dan menjadi seorang digital nomad.

1. Kenyamanan Rumah


Freelancer yang bekerja dari rumah sering kali punya bagian di rumah mereka yang digunakan sebagai kantor, dengan komputer berlayar besar untuk bekerja, dan akses instan ke kamar mandi, teh, kopi, dan kenyamanan rumah lainnya.

Sedikit berbeda. Anda akan memiliki hari-hari di mana tidak ada tempat untuk bekerja selain di tempat tidur kamar hotel yang gelap, atau mungkin internet cafe tua yang penuh dengan komputer jadul dari tahun 90-an. Bekerja di perjalanan berarti Anda harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitar Anda, yang artinya terkadang itu adalah pantai dengan deretan kafe cantik dan WiFi gratis, namun terkadang tidak.

2. WiFi


Mungkin perbedaan terbesar antara bekerja lepas (freelancing) dan bekerja secara remote adalah harus berurusan dengan keberagaman aksesibilitas dan keandalan WiFi. Semua digital akan sadar tentang seramnya tiba di lokasi yang terpencil dengan kecepatan WiFi yang sangat lambat dan tidak ada pilihan lain.

Freelancer yang mengandalkan internet hampir secara eksklusif untuk menyelesaikan pekerjaan mereka mungkin harus melakukan ekstra riset di lokasi yang akan dikunjungi sebelum menjadi digital nomad.

3. Peralatan/Gadgets yang Terbatas


Saat Anda bepergian tanpa membawa apa-apa selain ransel, maka berat bawaan harus menjadi prioritas. Oleh karena itu, jumlah alat dan gadget yang dapat Anda bawa jauh lebih terbatas jika dibandingkan ketika Anda bekerja lepas di rumah dimana fasilitas bisa disiapkan sebanyak yang Anda butuhkan.

Ini tidak terlalu menjadi masalah bagi freelancer yang hanya membutuhkan laptop, tetapi jika Anda seorang fotografer lepas, pembuat film, atau artis, Anda mungkin merasa sulit untuk memasukkan semua peralatan profesional Anda, serta pakaian Anda, ke dalam persyaratan bagasi yang ketat yang banyak diterapkan oleh maskapai penerbangan.

4. Kesulitan Karena Perbedaan Waktu


Berada di zona waktu yang berbeda dengan klien Anda dapat menghasilkan jam kerja yang menarik. Sebagai seorang remote worker, tekanan sering terjadi pada Anda untuk membuat rapat dan tenggat waktu yang mengikuti zona waktu klien. Tergantung di mana Anda berada, ini bisa berarti sangat larut malam atau dini hari agar sesuai dengan jam kerja mereka.

Sisi positif dari kehidupan seorang digital nomad adalah bahwa ketika harus bekerja di malam hari atau dini hari berarti Anda akan memiliki sebagian besar hari Anda untuk menjelajahi negara-negara baru yang menakjubkan yang akan Anda kunjungi.

5. Komunikasi


Ada perbedaan besar antara berkomunikasi dengan klien sebagai freelancer yang bekerja dari rumah, dan sebagai digital nomad. Dengan biaya telepon dari luar negeri yang terlalu tinggi, menelepon klien dari negara lain tidak semudah itu—belum lagi Anda harus segera menghubungi klien di rumah saat tengah malam.

Menjadi seorang digital nomad berarti mengandalkan alat online seperti Skype dan Zoom untuk komunikasi yang konsisten dengan klien dan kolega Anda. Meskipun terkadang sedikit merepotkan, tidak bisa menerima panggilan sepanjang hari cenderung membuat Anda jauh lebih efisien dalam menyelesaikan pekerjaan.

6. Kesepian


Jika Anda seorang freelancer di negara Anda sendiri, kemungkinan besar Anda akan memiliki klien, kolega, teman, dan keluarga di dekat Anda pada saat merasa kesepian atau kebosanan. Sebagai seorang digital nomad, sistem pendukung ini tiba-tiba tidak mudah didapatkan, yang kemudian dapat menjadi kesulitan bagi banyak orang.

Meski para freelancer harus membiasakan diri bekerja sendiri ketimbang di keramaian kantor, terkadang bekerja sebagai digital nomad bisa jadi lebih sepi. Bepergian di negara dengan bahasa asing dapat membuat sulit untuk mendapatkan teman baru, terutama jika Anda selalu ada di belakang laptop hampir sepanjang hari. Jika Anda baru mengenal gaya hidup digital nomad, salah satu tips terbesar yang bisa saya berikan adalah tetap tinggal di hotel dan mencari tahu di mana ada co-working space. Ini bisa menjadi peluang bagus untuk mendapatkan teman baru dan bahkan jaringan di niche freelance Anda.

7. Memenuhi Tenggat Waktu


Saya tidak akan bohong: kehidupan sebagai seorang digital nomad itu memiliki banyak gangguan! Anda harus sangat termotivasi untuk membuat diri Anda bekerja ketika Anda lebih suka keluar menjelajahi kota-kota baru dan menemukan petualangan baru.

Freelancer membutuhkan dorongan yang sama untuk fokus dan menyelesaikan pekerjaan secara mandiri, dan pada kenyataannya bekerja sambil bepergian itu sangat penting untuk memelihara semangat untuk tetap bekerja. Jika Anda ingin menjadi digital nomad, Anda harus mempraktikkan disiplin yang serius untuk memastikan Anda memenuhi tenggat waktu secara konsisten dan membuat klien Anda senang.

8. Mendapatkan Klien


Jika Anda sudah menjadi freelancer dengan klien reguler, Anda selangkah lebih maju. Mendapatkan klien sebagai digital nomad kadang-kadang bisa rumit, dengan beberapa perusahaan menunda karena kurangnya konsistensi di tempat kerja Anda.

Berada di luar dari tempat kerja Anda mungkin berarti Anda harus bekerja dua kali lebih keras untuk memenangkan penawaran dan mendapatkan klien untuk memastikan penghasilan Anda cukup untuk bekal perjalanan Anda.

Nah, apakah Anda seorang freelancer yang beralih menjadi digital nomad, atau hanya memikirkannya? Melakukan transisi dari bekerja secara remote dari rumah ke jarak jauh dari mana saja di dunia dapat menimbulkan konsekuensi penyesuaian yang besar, tetapi selama Anda siap untuk perubahan tersebut, maka tidak ada yang tidak bisa Anda tangani!

Photo by Andrew Neel on Pexels.com

Label:

Kamis, Februari 03, 2022

Membangun Interaksi Dengan Audiens

Membangun interaksi di manapun Anda berada itu adalah kemampuan tingkat tinggi yang tidak bisa dilakukan dengan mudah, dan sayangnya ketika saya masih kecilpun sistem pendidikan kita pada saat itu tidak berhasil memupuk kemampuan tersebut sehingga saya dalam hal ini harus berjuang belajar sendiri pada saat kuliah, karena pada saat kuliah hampir semua tugas harus dipresentasikan, sehingga mau tidak mau kami pada saat itu harus belajar bercerita dan menjelaskan sampai audiens kita mengerti.

Saya berharap generasi sekarang sudah mendapatkan pendidikan yang jauh lebih baik ketimbang saya dulu dalam hal berkomunikasi tentunya.

Presentasi itu satu hal, bercerita hal lain, menceritakan sesuatu yang bikin orang tertarik itu sesuatu yang lain lagi dibandingkan kedua hal sebelumnya. Jadi memang tidak bisa dianggap sepele sih, belum lagi harus berjuang melawan diri sendiri. Ya rasa malu, kurang pede, gugup, dan lain sebagainya.

Jaman sekarang untuk belajar bagaimana cara menyampaikan ide didepan publik itu mudah. Salah satu cara yang sering saya gunakan adalah menonton video-video presentasi TEDx seperti di bawah ini:



Dan masih banyak lagi sesi-sesi presentasi yang sangat menarik di TEDx ini. Selain itu saya juga banyak menonton interaksi para performer, bisa penyanyi atau musisi saat mereka sedang konser. Salah satu yang sangat menarik untuk saya adalah Joss Stone saat membawakan hitsnya, “Super Duper Love” pada saat Infinity Hall Live 2016, silahkan saksikan videonya di bawah ini:


Joss berhasil membuat para penonton yang tadi duduk manis mulai beranjak dan bergoyang bersamanya. Cara Joss berinteraksi dengan penonton menurut saya sangat mengagumkan.

What do you think?




Label:

Rabu, Februari 02, 2022

Bagaimana Web Bertransformasi

Pengalaman yang didapat akan jadi lebih baik ketika bisnis dibangun di sekitar pengguna


Pernah dengar nama Zynga? Di sekitar tahun 2012an Zynga adalah perusahaan game terbesar di dunia. Namun di hampir setiap dimensi yang secara tradisional diukur oleh industri game, game besutan Zynga itu bisa dibilang gagal. Mereka memiliki resolusi gambar yang lebih rendah, mereka kurang kuat, mereka satu dimensi. Tetapi mereka memiliki satu fitur yang tidak dimiliki permainan lain yaitu Mereka dibangun di sekitar orang dan hubungan antar orang tersebut. Saat Anda memainkan game Zynga, Anda dapat melihat teman-teman Anda yang juga bermain dan berkolaborasi dengan mereka. Zynga membangun bisnis mereka di sekitar orang. Kepopuleran mereka seharusnya tidak mengejutkan, bila kalian lupa kita semua telah bermain dengan orang lain selama ribuan tahun.

Permainan dalam game Call of Duty sangat kuat dan fotorealistik. Sejak 2003, actiVision perusahaan pembuatnya telah menghasilkan tujuh seri game Call of Duty yang independen. Total penjualan mencapai hingga 60 juta kopi


 
CityVille buatan Zynga diluncurkan pada Desember 2010 dengan kondisi yang kurang kuat, dengan grafis beresolusi jauh lebih rendah daripada Call of Duty. Ia memiliki 110 juta pengguna, hampir dua kali lipat dari total franchise Call of Duty, karena dibangun di sekitar pengguna.

Saat Facebook Photos diluncurkan pada 2005, ada banyak produk foto lain di pasaran. Facebook Photos secara fitur lebih rendah di hampir semua bidang. Mereka hanya mendukung lebih sedikit jenis file, hanya mendukung foto dengan resolusi lebih rendah, dan tidak memiliki banyak fitur pengeditan, seperti memutar, memotong, atau menghilangkan mata merah. Tetapi Facebook Photos memiliki satu fitur yang tidak dimiliki oleh yang lain, yaitu kemampuan untuk menandai teman Anda (tag). Facebook Photos tidak dibangun di sekitar konten, melainkan dibangun di sekitar orang-orang, dan kenyataannya orang lebih peduli tentang melihat teman-teman mereka daripada melihat foto-foto beresolusi tinggi, atau foto-foto pemandangan indah. Facebook Photos dengan cepat menjadi pemimpin pasar, mendukung lebih banyak unggahan foto daripada gabungan semua pesaing.

Facebook Photos dibangun di sekitar orang-orang yang ada di foto

Etsy adalah situs ecommerce yang memungkinkan orang menjual barang yang mereka buat sendiri. Etsy ini memiliki struktur situs ecommerce yang khas, dengan barang-barang yang dijual dibagi ke dalam kategori dan sub-kategori, dan berbagai objek ditampilkan di beranda (homepage). Etsy tidak dibangun di sekitar orang. Seperti hampir semua situs ecommerce lainnya, Etsy dibuat berdasarkan konten.

Halaman depan etsy memiliki tata letak ecommerce yang khas: kategori di sebelah kiri, konten editorial di tengah. Halaman depan tersebut tidak dipersonalisasi, dan sulit untuk menemukan hadiah untuk orang tertentu.

Bayangkan jika kita harus membeli hadiah untuk teman dari Etsy. Mungkin sulit untuk menemukan sesuatu yang Anda tahu akan disukai teman. Dan kategori yang disusun Etsy tidak membuatnya lebih mudah. Namun, di sinilah menjadi menarik: Situs web Etsy sengaja dibuat agar dekat dengan orang-orang. Etsy terhubung dengan Facebook yang memungkinkan Anda dapat memilih teman untuk dibelikan, dan kemudian mengatur ulang konten di sekitar hal-hal yang “disukai” orang itu di Facebook. Tiba-tiba, terasa jauh lebih mudah untuk membeli hadiah yang menurut Anda akan disukai oleh teman Anda.

Bagian beranda dari situs web telah berubah menjadi hal-hal yang mungkin disukai orang yang akan Anda belikan hadiah, berdasarkan apa yang dia sukai di Facebook. sekarang mudah bagi saya untuk membelikannya hadiah.

Web sedang dibangun kembali dengan didekatkan pada orang-orang


Ada banyak bukti bahwa web sedang dibangun kembali di sekitar orang-orang. Ini bukan perubahan kecil, ini adalah arsitektur ulang yang mendasar. Kita beralih dari web yang menghubungkan dokumen secara bersama-sama ke web yang menghubungkan orang bersama-sama. Profil seseorang, yang memberi tahu kita hal-hal yang mereka pedulikan, dan koneksi mereka, yang memberi tahu kita siapa yang mereka percayai, akan berpindah bersama mereka saat mereka berpindah dari situs web ke situs web lainnya. Perancangan kembali web yang mendasar ini akan mempengaruhi hampir semua bisnis, karena hampir semua bisnis berputar di sekitar orang. Kita menonton film dan pergi ke konser dengan teman-teman. Kita meminta saran perjalanan dan pergi bepergian dengan teman-teman. Kita membeli barang-barang saat kita bersama teman-teman. Kita berbagi berita dengan teman-teman . Bahkan dengan vertikal bisnis tradisional yang konservatif seperti keuangan, kami meminta nasihat teman tentang bank terbaik untuk membuka rekening, atau berapa tingkat hipotek yang masuk akal. Bisnis yang menempatkan orang, bukan konten atau teknologi, sebagai pusat model bisnis mereka berkembang pesat dan dalam beberapa kasus mengungguli pemain lama.

Agar sukses di web, bisnis perlu memahami mengapa web itu dibangun kembali di sekitar orang-orang serta memahami pola perilaku di balik perubahan ini.

Web memasuki fase ketiga dalam perkembangannya. Fase pertama (A) adalah dokumen yang terhubung bersama. Untuk bisnis, ini sering berarti menyalin dan menempelkan materi pemasaran cetak mereka secara online. Ketika kami berinteraksi dengan situs web, kami tidak dapat berinteraksi dengan orang lain. dengan fase kedua (B) kami mulai melihat peluang untuk berinteraksi dengan orang lain. Beberapa situs web memiliki ulasan, dan cara untuk meninggalkan komentar. Banyak bisnis hanya menambahkan tombol jaringan sosial ke halaman situs mereka yang sudah ada. Ini adalah perilaku sosial yang diikat. Kita sekarang memasuki fase ketiga (C), di mana situs web dibangun kembali di sekitar orang-orang. Perilaku sosial menjadi fitur utama, dan tidak terikat.

Sedikit tambahan:

Jangan berpikir tentang web sosial sebagai seperangkat fitur untuk ditambahkan ke situs Anda yang sudah ada. Web sosial bukan tentang menambahkan tombol “like” atau tombol “share” ke halaman di web Anda. Mengunci fitur sosial tidak akan ada gunanya, karena kita tidak dapat mengunci perilaku sosial secara offline. Kita telah melihat bagaimana Zynga, Facebook Photos, dan Etsy menemukan kembali bisnis mereka dengan mendesain keberadaan mereka di sekitar orang-orang.

Bayangkan sebuah web sosial itu seperti Anda melihat listrik yang selalu ada, memberi daya pada yang lainnya. Perilaku sosial juga sama: Selalu ada, memotivasi kita untuk bertindak, dimana itu menjadikan web sosial ini harus ditempatkan di tengah proses pengembangan.


Label: